Pagi Ini

Pagi yang indah. Sudah hari jumat lagi, Kawan. Ah, putaran waktu tiada terasa. Tahu-tahu saja sudah jumat. Tahu-tahu saja sudah lewat. Tahu-tahu saja usia sudah senja. Ya Tuhanku, semoga kami tidak termasuk hamba yg menyiakan nikmat waktuMu.

Dalam denting sunyi, semalam kau menanyakan kabarku. Ah, sudah lama kita tidak menyapa. Bisa jadi sudah lebih dari dua pekan. Aku menjawab seperti biasa. Mungkin kau akan menganggapku acuh. Sama seperti aku yang dulu. Tapi seperti inilah, karena aku masih saja belum mendapatkan ketetapan hati. Sungguh. Mungkin saja aku terlalu takut dengan masa depan. Yang bisa jadi, jika Tuhan tidak menghendaki, tak akan pernah aku sampai disana. Tapi tetap saja, bayang masa depan itu menggayut di dalam benakku. Menghantui di setiap aku coba memikirkanmu. Semoga saja kau masih bersabar menemaniku.

Kalau saja kau tahu, aku akan lebih nyaman bila ada dirimu disisi setiap malamnya. Kita akan bercanda dan berbagi sepuasnya. Apa kau bilang semalam “Kemana saja asal tidak melihat tumpukan pekerjaan”, Ah, sungguh ingin sekali aku membawamu pergi. Kemana saja. Sesukamu. Tentu saja. Asal kau bahagia. Tapi apa daya, aku pun sama sepertimu. Terikat dengan rutinitas dan tanggungjawab. Tapi tak bisa lah aku bilang seperti itu. Takut mengecewakanmu. Meski (mungkin saja) bila aku tak bilang kepadamu, itu akan lebih membuat kecewa. Karena menurutmu aku masih saja acuh.

Semalam aku serba salah. Tapi tak mengapa. Pagi ini aku membaca semangat dari statusmu di jejaring sosial. Setidaknya suntuk ini sejenak bisa kau tepikan. Nanti lah, semoga ada waktu untuk kita berdua melepas penat bersama. Mungkin sederhana saja, karena aku hanya orang sederhana. Tapi bukan soal sederhananya, ini soal kita berdua. Yang biasa pun, ketika aku lewatkan bersamamu, akan jadi sempurna. Sungguh.

Tak mengapa saat ini kita bersabar dengan keadaan. Karena sabar itu baik untuk kita.
Previous
Next Post »