Mimpi & Realisasi

Selamat Pagi…

Ah, sudah pagi lagi. Waktu begitu cepatnya berlalu. Tak terasa, tahu-tahu sudah melesat jauh. semoga kita tidak menyesal karena selalu saja gagal mengimbanginya, tidak menyesal karena tidak memaksimalkan sisa waktu yang kita punya.

Pagi ini tak ingin bicara yang manis-manis. Untuk apa? Ini bukan soal impian, tapi ini soal kesungguhan. Kemampuan merealisasikan target. Memang, semua berawal dari mimpi, tapi seperti kata Anggun C. Sasmi, setelah bermimpi, bangun, mandi dan kejar mimpi itu. jangan tidur lagi, terus saja berkutat dengan mimpi dan merasa kita sudah memilikinya.

Mimpi dan realisasi. Ah ya, memang sangat berkaitan. Satunya melengkapi yang lainnya. Sempat terpikirkan, lebih buruk mana orang yang tidak punya mimpi disbanding dengan orang yang tidak berani bermimpi? Kalau menurut pendapatku lebih orang yang tidak berani bermimpi. Apa pasal? Jelas sekali kawan, kalau tidak punya mimpi, itu memang dia tidak punya apa-apa untuk diraih. Tapi kalau tidak berani, sebenarnya dia mempunyai arah tuju, tapi sayangnya rasa takutnya begitu kuat membebat dirinya. Sehingga, dia tak berani berjalan menembus batas, mengalahkan rasa takut. Justeru dia mati dalam rasa takutnya.

Aha, nggak jelas ini mau nulis apa. Hanya ingin mensyukuri pagi. Tuhan, meski kau tahu betapa buruknya cara aku mensyukuri pagiMu. Terimakasih untuk hidup yang indah, untuk cinta yang begitu banyak. Untuk berkah dan kasih sayang. Semoga iman ini tetap terjaga dalam hati kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Berkuasa.

Seburuk apapun hari kemarin, seburuk apa pun yang kau dapat, tak mengapa. Itu lah takdir. Kemarin sudah berusaha maksimal kawan. jadi tak mengapa lah. Syukuri semua.
Previous
Next Post »