Bada Maghrib

Alhamdulillah perut kenyang. Seporsi nasi goreng tandas sudah. Tinggal belajarnya aja yang belum. Dua mata kuliah langsung dihajar dalam semalam. Mudahkanlah ya Alloh. Karena ENGKAU lah semua ini akan menjadi mudah.

Merenungkan lagi beberapa hal yang tadi terlintas di pikiran saat melaksanakan sholat maghrib.

Tentang mempertanyakan dimanakah letak takdir, letak usaha, letak hati, setan, akal, nafsu, pilihan dan banyak lagi. Hehe. Beberapa yang menjadi banyak rupanya. Hemmm. Masih abstrak sih sebenarnya, tapi semoga Alloh memudahkan hatiku untuk menerima setiap jawaban dariNya dengan jelas dan tidak putus-putus. Terkadang jawaban itu terlalu gambling dan mudah, sehingga kita malah tidak menyadarinya. Atau kalau tidak, jawaban itu sudah ada, tapi karena hati kita terbungkus nafsu dan dosa, sehingga kita tidak peka dengan semua itu. Menganggap semua itu biasa saja. Sepertinya, dua-duanya terjadi pada diriku. Ya tidak sadar, ya terlalu banyak dosa juga.

OK, begini, Son. Sampai sekarang semua itu belum terpecahkan. Tapi kalau kamu mau dibilang mukmin, ya yakini yang enam itu. Termasuk salah satunya Qada dan Qodar Alloh. Kalau kamu belum yakin, berarti memang kamu belum beriman. Akalmu terlalu kecil untuk memikirkanNYA. Ah, siapa lah seorang harsono itu. Sebentuk debu yang terbang di angkasa raya.

Takdir itu ada. Tapi pilihan juga ada. Sekarang, misalkan kamu laper, makan atau tidak makan, itu kan atas pilihanmu. Tapi kenyang atau tidak Kenyang itu takdir. Bisa jadi kamu makan kenyang, tapi bisa juga tidak makan tetapi kenyang. Takdir itu diujung pilihan. Tapi segala pilihan yang kita buat tidak terlepas dari izinNYA. Masih bingung? (iya)

Ah, Yakinkan hatiku Ya Alloh. Aku hanya tidak ingin durhaka kepadaMU. Itu saja. tak lebih. Aku mencintaiMU.
Previous
Next Post »