Tentangmu

Kau selalu bangun mendahului pagi. Sebelum kokok ayam bersahutan, sebelum adzan subuh bertalu, sebelum gelap hilang dari pandangan. Dengan sigap meraih saklar lampu, dan di antara keremangan bohlam lima watt kau memulai aktifitas pertamamu di depan tungku.

Sendirian. Penghuni rumah yang lain masih lelap di atas kasur. Hanya ada suara serak dari Mbah Muadzin yang terdengar dari toa masjid, sedang asyik masyuk tilawah. Cekatan sekali tanganmu. Dua tiga pekerjaan dalam satu waktu. Itu sudah keahlianmu. Tak ada keluh. Tak ada keterpaksaan. Ini adalah sebuah tanggung jawab yang sudah menjadi pilihanmu semenjak berpuluh-puluh tahun lalu.

Nanti, sesudah adzan subuh selesai, bergegas engkau masuk ke kamar-kamar. Membangunkan anak-anakmu yang masih terlelap. Dibangunkan dengan tanpa ampun. Tak ada alasan untuk membantah. Tak ada tempat untuk pemalas di rumah ini.

*****

Itu sedikit rekam jejak tentangmu.
Kau tahu, aku begitu merindukanmu.
Sangat merindukanmu.
Previous
Next Post »