Tentang Jrunal Hidup

Jurnal hidup. Keren yaks bahasanya? Hehe, Padahal artinya apa juga aku nggak ngerti. Sekilas baca aja tadi di kolom Ultimate U-nya Rene Suhardono di harian Kompas.

Tapi kolom minggu ini memang menarik. Rene menuliskan tentang kebiasaan orang-orang besar yang rutin menuliskan jurnal kehidupan mereka. Rutin disini tentu saja setiap harinya mereka selalu menulis tentang apa yang dialami, dari pagi sampai ke pagi lagi. Tentang apa saja. Pendapat-pendapat mereka ide-ide dan gagasan mereka, dan apa saja yang ada dipikiran mereka. Mungkin kalau istilah ABGnya, buku diary (Hehe, ngaco).

Beranjak dari situ, aku jadi pengen rutin juga nulis tentang jurnal hidup. Yaaa, meskipun saat ini aku belum menjadi orang besar, tapi badanku sudah besar kok. Hehe. Lagi-lagi pendapat nyleneh.

Pagi ini, aku mulai dengan bangun kesiangan lagi. Entah kenapa, seminggu terakhir ini, setiap bangun pagi aku merasa pusing. Tidurku sepertinya kurang nyenyak. Bawaannya lemes aja.

Tapi tak boleh terus-terusan. Kalau aku seperti ini trus, nantinya akan jadi dampak yang berkepenajangan. Sepertinya sih sepele, bangun kesiangan. Tapi kalau ditinjau lebih jauh lagi, akan ada dampak-dampak buruk yang (mungkin) saat ini belum kita sadari. Yang di waktu yang akan datang, bisa menjadi penyebab utama penyesalan kita.

Segala sesuatu harus diawali dengan baik. Kita tahu itu. begitu juga dengan hidup kita. Karena kalau awalnya saja sudah buruk, jangan harap ke belakangnya akan jadi baik. Begitu juga dengan hidup kita. Bangun pagi adalah awal dari kehidupan kita setiap harinya. Bisa dibayangkan bukan, bagaimana jadinya kalau setiap pagi kita bangun dengan keadaan yang tidak menyenangkan? Bisa-bisa, seharian segala sesuatu yang kita lakukan jadi tidak menyenangkan juga.

Begitu lah. Secepat mungkin kebiasaan buruk ini harus segera kurubah. Atau akan kutanggung sendiri nanti akibatnya.


#bersambung#
Previous
Next Post »