[bukan puisi]Dalam Pagi

Dalam Pagi

Dalam pagi,
Kutemukan harapan dan kebaikan saling bertautan,
Menetes dari pucuk-pucuk daun,
Menelisik di antara celah gerumbul bunga bougenville,

Dalam pagi,
Kutemukan maaf dan ampunan saling bergenggam,
Tangan-tangan kokoh yang selalu terbuka,
Menerima kita kembali tanpa catat syarat,

Dalam pagi,
Tertulis ribuan, bahkan jutaan kali sesal,
Menggumpal menjadi rasa tak percaya,
Sangsi akan adanya jalan kembali,

Dalam pagi,
Biarkan aku menghiba,
Menangis dan memohon agar kau bawa pergi dari sini,
Karena ku tersesat di belantara,
Dan tak tahu kemana jalan pulang!

4072011 – 08.45

Entah kenapa, selalu mempertanyakan jati diri yang belum juga terwujud secara nyata. Masih terbawa arus, terombang-ambing kesana-kemari. Tidak berani berbeda, tidak berani fight. Mau jadi apa kalau seperti ini terus?

Nggak usah sok idealis kalau nggak berani memperjuangkan idealisme!


Kenapa harus minder? Kenapa harus rendah diri?

Berproseslah, maka akan kau temukan dirimu. Tanpa semua itu, bullshit semua. Karena dari proses itulah akan kau temukan hal-hal yang kau cari. Berdiam diri sama saja dengan mati. Tak ubahnya zombie. Hidup tapi tak hidup. Meminjam istilah dari Novel Miyamoto Musashi, memilih mati untuk hidup kekal selamanya di hati masyarakat, atau memilih hidup tapi sebenarnya sudah mati waktu itu juga. Itulah, pilihan selalu ada. Tidak memilih pun itu sudah menjadi sebuah pilihan. Tentukan. Karena tak ada kesempatan untuk menyesal. Sedikit pun tak ada.

Aku memilih untuk berproses. Ya Rabbi, dengan pertolonganmu, kuatkan hatiku untuk tidak mengeluh dengan proses-proses ini. Berikan aku keberanian untuk menjadi beda. Berikan kekuatan aku untuk selalu bertahan dalam segala keadaan. Lindungilah hatiku, agar tidak tergelincir dari tuntunanMU.

Bukan masalah menjadi apa kita besok. Tapi yang paling utama, seberapa besar dan seberapa gigih kita bekerja keras. Lagi-lagi, karena sedikitpun kita tidak punya hak menentukan hasil. Tapi yang perlu dipercayai, Tuhan tidak pernah tidak adil kepada hambaNYA. So, do the best, Boy!

Stand up, Boy! Give the best fight! No matter you will die in this fight, coz you have done the best for this.

Hanya ada benci dan cinta.

Benci dengan segala buruk yang membuatmu malas dan tak berdaya upaya. Benci dengan meminta belas kasihan makhluk. Benci dengan pesimistis. Benci dengan rasa tak percaya diri. Benci dengan sikap sok tahu. Benci dengan rasa puas diri dan berhenti dari belajar dan terus belajar. Benci sebenci-bencinya apa yang harusnya dibenci, benci apa yang menjadi laranganNYA.

Cinta, secinta-cintanya pada diri sendiri, keluarga, dan seluruh saudara muslimin-muslimat. Cinta pada berbuat baik. Cinta pada hidup tanpa pamrih. Cinta pada kemaafan. Cinta pada doa-doa yang baik. Cinta akan penerimaan hidup yang baik. Cinta pada apa yang memang harus dicintai. Dan paling utama, mencintaiNYA di atas segala-galanya.

Dan kumulai pagi ini, tiga juli 2011, bertepatan dengan 3 syaban 1432H, dengan seuntai doa :
MUDAHKANLAH YA RABB
Previous
Next Post »