[bukan puisi]g jelas

Seperti sehabis hujan. Tanah-tanah yang basah, air yang menetes di pucuk-pucuk daun, burung-burung yang kembali bernyanyi, dan pelangi yang menyilang di bawah kaki bukit.

Bau hujan yang menusuk hidung. Rumput hijau berlumpur. Kali yang menderas kecoklatan. Dan mentari yang malu-malu, mengintip dari balik bukit.

Bulir kristal yang meluncur kemudian menderas. Gumpalan sesak yang menyembul. Dan kemudian kosong.

*****

Seperti mesin waktu. Berputar-putar. Menggerakan roda bergerigi kecil. Berputar. Menggerakkan roda bergerigi yang tengah. Berputar lagi. Dan menggerakkan roda bergerigi yang paling besar. Sempurna.

Mesin waktu melemparmu ke masa lalu. Ke waktu di mana kau masih suka hujan.
Mesin waktu melemparmu ke masa lalu. Ke waktu di mana anak sapi masih bisa menyusu ibunya.
Mesin waktu melemparmu ke masa lalu. Ke waktu di mana burung punai masih belajar terbang.


*****
Dia melihat peri kecil bersayap, berlari-lari kecil di kebun yang indah. Diantara bukit-bukit tinggi dan pohon-pohon bernyanyi. Sungai berwarna biru membelah jalan hingga ujung. Menjadi pagar alami untuk bukit-bukit. Di sisi kanan kiri, air terjun mengalir deras, memecah buih.

*****
Previous
Next Post »