Guten Morgen


Guten morgen. Wilujeng moring!!!

Lancar kan puasanya? Semoga begitu. :D

Hemmmm. Pengen nulis ini sebenarnya dua malam yang lalu. Tapi keburu ngantuk, ya wis, di keep dulu sampai pagi ini.

Jadi, dua malam yang lalu itu, di RCTI diputer film Indonesia yang berjudul Minggu Pagi di Victoria Park. Film yang bercerita tentang tenaga kerja wanita Indonesia yang bekerja di Hongkong. Pemainnya antara lain ada Lola Amaria, Titi Sjuman, Donny Alamsyah sama siapa lagi gw nggak tahu. Haha. Gw sih ngga’ ngikutin filmnya dari awal sampai akhir. Cuma sekilas-sekilas aja, gantian sama acara di chanel TV-TV yang lain.

Gw juga bukan mau ngereview ini pilem. Gimana mau ngereview, lha wong nonton aja cuma sepotong-sepotong. Hehe. Pas lagi nonton filem ini, nggak tahu kenapa, gw jadi kepikiran aja, kalau segala persoalan di Indonesia ini bermula dari pendidikan.

Jadi gampangnya begini, kenapa TKI-TKI itu rela berpisah bertahun-tahun dari keluarga, hidup di rantau tanpa sanak saudara? Jawabannya adalah karena di luar sana ada pekerjaan dengan pendapatan yang menjanjikan. Kenapa tidak di negeri sendiri saja? Simple, karena di negeri sendiri pekerjaan yang sama gajinya kecil. Dan lagi, pendidikan mereka yang hanya sampai SD atau SMP, susah untuk bersaing mencari pekerjaan yang layak di negeri sendiri. Jangankan SD atau SMP, ijazah SMA saja sudah susah nyari pekerjaan disini.

Gw ngebayangin, kalau saja pemerintah memberikan pendidikan gratis yang benar-benar gratis, tentu akan lain ceritanya. Tidak akan ada lagi cerita TKI kita dipancung di luar negeri. Di aniaya sama majikan sampai tewas.

Memang sih, nggak semua TKI yang keluar negeri itu bernasib tragis. Nggak semuanya! Ada juga yang dapet majikan baik, dan sukses sebagai TKI. Nggak percaya? Hehe. Baca aja kompas hari minggu kemarin, tanggal 31 Juli 2011.

Tapi, maksud gw, kalau saja mereka dapat mengakses pendidikan yang layak, tentu cerita mereka tidak akan berhenti jadi TKI saja. Bisa saja mereka tetap dikirim sebagai tenaga kerja ke luar negeri, tetapi bukan buat jadi pembantu. Jadi tenaga kerja di bidang formal misalkan. Bisa kan?

Entah kapan akan ada pendidikan gratis di Indonesia. Katanya kan, anggaran 20% dari APBN dialokasikan buat pendidikan?


#Wis ah! Mumet. #

Previous
Next Post »