Dua Januari

Sudah setahun lebih tidak menulis. Tahu-tahu udah 2012 aja. Haha.

Pagi ini, hari kedua di Januari 2012. Banyak status di facebook yang mulai menyemangati diri, memancang resolusi-reolusi, atau sekedar memompa semangat setelah beberapa hari libur merayakan tahun baru masehi.

Mendung gelap. Hampir begini setiap paginya, di beberapa hari terakhir. Memasuki bulan Desember tahun lalu, alias tahun 2011, hujan memang lebih intents turun. Baik dengan curah yang sedang atau tinggi. Baik datang sendirian maupun berkongsi dengan angin. Kalau Mbahku bilang, Desember itu artinya memang gede-gedene sumber, dalam bahasa Indonesianya, besar-besarnya sumber (arus), jadi wajar saja kalau hujan lebih sering turun di bulan ini dibanding di bulan-bulan lainnya.

Memasuki tahun baru 2012 hari kedua, mendung dan hujan masih menjadi teman karib, khususon di Jakarta (tidak) tercinta. Sedikit keder juga, dari pemberitaan di TV, Koran ataupun di Internet, siklus banjir lima tahunan akan melanda Jakarta lagi. Tak terbayangkan! Dan semoga tidak menjadi kenyataan. Meski beberapa hari yang lalu sempet ngobrol sama ibu-ibu warga sekitar, saat lagi makan siang di deket kantor “tahun 2002 masih semata kaki, 2007 kemarin sudah selutut,  ngga’ tahu deh 2012 nanti kaya gimana”. DEG!

Bicara soal tahun baru, banyak orang-orang yang mulai mengevaluasi resolusi-resolusi yang sudah di buat tahun lalu. Mana yang sudah tercapai mana yang belum. Kendalanya dimana, kalau mau dikejar lagi, masih relevankah? Atau perlu dikaji ulang, diganti dengan target-target yang baru. Banyak juga yang sudah mulai menuliskan apa-apa saja yang ingin diraih di tahun 2012 ini. Dengan detail, terperinci dan penuh perhitungan. Haha. Sementara aku, adem ayem saja, sambil ngopi pagi-pagi. Menikmati pagi Jakarta yang dibungkus mendung.

Yeeaaah! Apalah arti resolusi tanpa aksi? Kalau memang pergantian tahun menjadi penanda, semoga bertambahnya deret tahun membuat kita semua lebih banyak lagi melakukan action. Aksi-aksi yang positif. Just do it. Resolusi yang dibarengi aksi-aksi ciamik.

Gelap makin pekat, dingin mulai menyusup di sela pori-pori kulit. Jakarta mulai menggeliat lagi, setelah dua hari libur kerja, setelah kemarin malam berpesta pora, mebakar uang milyaran rupiah. Menyumbang berton-ton sampah di malam pesta pora, menambah tumpukan sampah yang memang sudah banyak. Dari kaca terlihat, titik-titik hujan mulai berjatuhan. Satu-dua-tiga kemudian banyak. Banyak tak terhitung. Menghitam jatuh di aspal, coklat basah jatuh di tanah lumpur. Menggenang di sudut-sudut rendah, mengalir ke bawah memenuhi selokan. Bereaksi dengan sampah, menguarkan bau busuk tak nikmat. Ini Jakarta, Jakarta pagi ini. Di pagi kedua di bulan Januari, yang katanya ini tahun baru.

Banyak masa terlewati menjadi kesia-siaan. Banyak waktu luang terbuang menghasilkan penyesalan. Banyak kemalasan tanpa perbuatan, hanya omong kosong besar tak berisi. Itulah aku!
Previous
Next Post »