Review: Sausage Party (2016)



Bagaimana kalau ternyata makanan yang selama ini kita tahu adalah benda mati bisa hidup seperti kita? Bernyawa dan bisa menemu ajal. Berjenis kelamin dan bisa bercinta? Ow, terdengar seperti berkhayal bukan? Atau terasa menakutkan?

Take it easy, karena itu hanya  terjadi di dalam film saja. Film yang rilis bulan Juni 2016 berjudul Sausage Party ini memang menyuguhkan keliaran ide seperti film animasi-animasi pada umumnya. Itulah alasan kenapa saya bisa dengan mudah menikmati film-film animasi, memantik imajinasi kita keluar dari kotak, membawa kita berkelana dari makna sesungguhnya.

Great Beyond, begitu "warga" aneka jenis makanan ini berkeyakinan tentang dunia luar yang belum mereka tahu. Mereka hanya harus patuh pada peraturan, untuk selalu berada dalam kemasan dan menyanyikan lagu kebangsaan setiap pagi yang dipimpin oleh jagung bersuara bagus. Bila mereka mematuhi itu, maka pada saatnya, mereka akan mendapat kesempatan untuk dibawa oleh manusia yang mereka anggap sebagai dewa, menuju Great Beyond. Great Beyond adalah dunia luar yang belum mereka tahu. Adalah segala kebebesan yang mereka nanti. Keluar dari kemasan, bersenang-senang sepuasnya. Setidaknya, begitulah doktrin dalam benak makanan "hidup" ini.

Hingga satu ketika, Mustard Madu yang sudah dibeli oleh "dewa", ditukar kembali ke toko karena “dewa” salah mengambil barang belanjaan. Mustard Madu yang sudah mengetahui apa sejatinya Great Beyond, mencoba memberi tahu kepada makanan lainnya untuk tidak mau ke Great Beyond. Karena di Great Beyond mereka hanya akan disiksa oleh para dewa.

Disiksa disini tentu saja adalah aneka bentuk manusia mengolah makanan. Misal sosis yang dipotong. Hal itu terasa biasa. Tapi bayangkan bila sosis itu bernyawa, dan kemudian kita potong benda bernyawa itu. Sosis itu akan terluka dan kemudian mati. Atau bayangkan ketika kentang dikupas. Anggaplah kulit kentang seperti kulit kita. Kentang akan merasa tersiksa ketika dikuliti. Dan mengumpat tentu saja, atau berteriak histeris. Di part-part ini, saya merasa lucu juga ngilu. Meskipun saya tahu itu hanya kartun, tapi tetap saja gimana gitu. Haha. 

Namun, makanan lain tidak ada yang percaya dengan ucapan mustard madu. Mereka menganggap apa yang diucapkan oleh Mustard Madu adalah ocehan gila karena Mustard Madu tidak jadi dibawa ke Great Beyond. Diantara yang tidak percaya itu, hanya Frank si sosis yang percaya dengan ucapan Mustard Madu. Mustard Madu kemudian lebih memilih “bunuh diri” dengan melemparkan diri dari troli belanja hingga pecah kemasan belingnya dibanding harus kembali lagi ke Great Beyond. Terdengar aneh, sih, ya. Haha. Ya, tapi namanya juga film kan? 

Frank akhirnya mencoba untuk membuktikan apa yang dia yakini, apa yang telah diucapkan oleh Mustard Madu. Hingga akhirnya mereka menyadari tentang kenyataan sebenarnya dari Great Beyond. Dan kemudian mereka berperang dengan manusia untuk mepertahankan diri mereka.

Sekedar mengingatkan, meski film ini adalah film animasi, tapi menurut saya pribadi, film ini tidak layak konsumsi anak. Selain karena bersebaran kata-kata jorok disana-sini, ada juga adegan-adegan yang menurut saya tidak pantas dilihat anak-anak meskipun sekedar dalam bentuk kartun. Ya, meski mungkin malah anak kecil tidak terlalu paham dengan “kejorokan-kejorokan” yang terjadi, tapi ada baiknya dipertimbangkan terlebih dahulu bila mengajak anak kecil melihat film ini.

Yes, dan akhirnya, silakan diputuskan sendiri, untuk menonton atau tidak film ini. Untuk penasaran atau tidak dengan keseluruhan cerita. Begitu saja. Adios permios.


*****
Sumber gambar: imdb
Previous
Next Post »