Pilihan

Mau menjadi biasa saja atau menjadi luar biasa? Semua terserah anda. (Kaya tagline iklan ya bunyinya? Haha). Tapi memang begitulah adanya, semua kembali kepada pilihan-pilihan yang telah kita buat. Terlepas dari kuasa-Nya, pilihan-pilihan itulah yang menggiring kita menjadi seperti apa di masa depan nanti. Dan beruntung sekarang kita sudah merdeka, kita mempunyai kebebasan seluas-luasnya untuk mengambil pilihan, asalkan kebebasan itu tidak merugikan pihak lain.

Apakah pilihan kita nanti pasti benar? Belum tentu. Dan terkadang kita bingung, karena semua serba samar. Mana yang benar, mana yang terbaik buat kita, mana yang paling kecil resikonya, semua serba tak jelas. Akhirnya, waktu kita dihabiskan hanya dengan pemikiran-pemikiran untuk memilih, tanpa perbuatan nyata. Terlalu sibuk mengkhawatirkan resiko dari pilihan yang akan kita buat. Aha, padahal semua yang kita ambil nantinya pasti membawa resikonya masing-masing. Terlepas dari urusan benar salahnya lho ya? Gw pernah denger Mr Superb, beliau ngomong lebih baik kita memilih salah daripada tidak membuat pilihan sama sekali. KOK BEGITU? Ya, paling tidak, ketika kita memilih dan salah, kita jadi tahu kalau itu salah, dan bisa segera memperbaikinya agar menjadi benar. Karena logikanya, kalau satunya salah, berarti satunya lagi benar. Bukan begitu? (Begituuuuu). Sementara kalau kita keukeuh untuk tidak memilih, selamanya kita tidak akan tahu yang mana yang benar dan mana yang salah. Rugi dua kali bukan?

Tapi pertanyaannya sekarang, apakah masalahnya nanti se-simple itu? Entahlah, gw sendiri juga nggak tahu. Bisa jadi iya, bisa jadi lebih rumit. Mungkin yang perlu kita tekankan bukan pada seberapa rumitnya nanti pilihan yang akan kita hadapi, tapi lebih kepada keberanian untuk membuat pilihan. Karena bagi sebagian banyak orang, dan bagi gw juga, membuat pilihan sama sulitnya dengan mengerjakan soal UN. Hihi. Membuat kita tegang dan berkeringat dingin.

Pernah baca di cover albumnya SID “Punk rock is about being 18 and saying NO”. Apa hubungannya? Nggak ada. Hanya sebuah keberanian untuk membuat pilihan untuk bilang tidak. Karena seringnya kita dibudayakan untuk menjadi seorang YES MAN. (Tp ini nggak ada hubungannya sm Film-nya Jim Carrey lho, ya. Beda cerita). Menjadi dewasa adalah keberanian untuk memilih diantara banyak pilihan yang kesemuanya tidak ada yang sempurna. Sudah dewasa kah kita? (Kalo gw sih kayaknya belum).

Hoho, sekedar catatan tidak penting, mengisi jam makan siang dengan kesibukan yang positip. (Hihi, nggak baik pan molor terus-terusan? :p) Sebenarnya juga bingung ini nulis apa. Jadi jangan lah ditanyakan, “Ini maksudnya apa?”.

#Selamat Siang All#
Previous
Next Post »