AMAZINGGGG!!!



Jujur, gw selalu takjub melihat pencapaian-pencapaian hebat sesorang. Baik itu pencapian yang gw saksikan secara langsung di depan mata kepala gw, ataupun pencapaian yang gw saksikan melalui media, baik cetak ataupun elektronik. Tentang banyak hal yang diraih tentu saja. Ada olahraga, pendidikan, sosial, budaya dan banyak lagi.

Bukan iri sih. Ehmmm, tapi apa ya, kalaupun dibilang iri, ya gw iri pengen menjadi seperti mereka juga. Mencapai hal-hal yang memang kita dambakan. Passion hidup kita. Sampai di titik tertinggi dari hal yang kita impi-impikan. Ekstase tertinggi, yang menurut gw takkan terbayangkan dan takkan terceritakan.

Entah kenapa, mungkin gw orang melankolis ya (padahal menurut gw sih, gw orang sanguinis), gw selalu merasa haru menyaksikan pencapaian puncak seseorang. Sambil berbisik pelan dalam hati, kelak gw juga bisa seperti itu. Seperti ada suatu kebahagiaan yang menaungi, begitu besarnya, hingga membuat semua orang yang berteduh dibawahnya merasakan seperti apa rasanya. Meski bukan subjek yang menjadi pemuncak, tapi orang-orang sekeliling bisa ikut haru. Bisa berdiri memberikan standing ovation, larut dalam tawa bahagia, ataupun menangis tergugu dalam suasana haru.

Gw nggak tahu mau cerita apa. Tapi ya biarkan saja ini menjadi ceritanya sendiri.

Pernah ketika kemarin di stadion Gelora Bung Karno, di pertandingan sepakbola yang meloloskan INDONESIA ke grandfinal setelah menekuk VIETNAM dengan skor mutlak 2-0, gw merasakan haru membuncah secara live di GBK. Meski berdiri di tribun, suasana meriah menyelemuti semenjak gw menginjakkan kaki di dalam arena stadion. Kecuali rumput di tengah lapangan, stadion seperti banjir warna merah. Dari ujung ke ujung, semua bangku diisi oleh pendukung Indonesia yang berkaus merah. Nampak beberapa pendukung Vietnam yang menyelip di antara pendukung Indonesia, yang kebetulan mereka juga berkaus merah, tapi tidak terdengar gaungnya sama sekali. Hanya kamera TV yang sepertinya mengabadikan eksistensi pendukung ini. Dan hal ini jangan dipertanyakan lagi. Karena pendukung timnas Indonesia adalah pendukung yang fanatik. Jangankan di negeri sendiri, di negeri orang pun pendukung kita seperti tak ada matinya mendukung tim kesayangan dan kebanggaan mereka. Tentu masih kita ingat dengan jelas, final leg pertama piala AFF 2010 tahun lalu, yang mempertemukan Indonesia dengan Malysia di stadion Bukit Jalil, Malaysia. Di antara kuningnya supporter timnas harimau Malaya, terdapat bangku-bangku yang dibanjiri warna merah. Mebentangkan bendera merah-putih. Tak salah lagi, itulah pendukung timnas Indonesia. Selain memang banyak buruh migrant di Malaysia yang mendukung, tak sedikit yang rela mengeluarkan uang jutaan untuk terbang ke Malaysia demi merah putih.

Di permepat final kemarin, haru membanjir setelah peluit panjang dibunyikan wasit. Menyudahi pertandingan 2x45 menit malam itu. Lagu Garuda di Dadaku tak hentinya berkumandang. Saya, dan ribuan orang yang memadati GBK tak henti-hentinya bernyanyi. Mengangkat syal merah putih kami ke udara, dan memutar-mutarkannya seperti baling-baling. Kami larut dalam euphoria. Orang yang tak kenal pun menjadi seperti saudara sendiri. Adu tos dengan rekan kanan-kiri depan-belakang, meskipun kenal namapun tidak. Dan berteriak sekencang-kencangngnya : GOLLLLLL. Bahkan gw sempet kerjengkang ke belakang saking girangnya loncat-loncat di atas tempat duduk penonton. Tapi gw langsung bangkit lagi, dan teriak-teriak lagi.

Apapun hasil akhirnya di final, tapi saat kita lolos ke final, dan teriak-teriak bahagia, itu adalah sebuah pencapaian yang luar biasa. Nggak kebayang kalau kemarin di final kita sampai menang atas Malaysia. Beuhhhh, nggak kepikiran, man euforianya bakal seperti apa. Tapi itu salah satu momen pencapaian yang gw sendiri ikut merinding dan haru. Gw sampai forward sms ke beberapa temen, bilang kalau malam itu GBK meledak dengan tawa dan kebahagiaan.

Tapiiiii, satu hal yang mungkin bisa gw garis bawahi dari setiap pencapaian. Bukan hanya soal lolosnya tim sepakbola Indonesia ke final sea games kemarin. Tapi ini secara keseluruhan, baik personal maupun tim dalam sebuah pencapaian. Pemuncak-pemuncak itu melakukan usaha-usaha yang lebih untuk menjadi mereka sekarang ini. Tidak sekonyong-konyong akhirnya mereka sampai di anak tangga tertinggi dan tersenyum bangga dalam bahagia. Ada bagian yang sering kita skip begitu saja, padahal itulah inti yang terpenting dari pencapian itu: PROSES. Ya, P-R-O-S-E-S. Enam huruf yang kadang kita tak tahu atau tidak mau tahu. Bisa jadi karena kita terlahir di budaya yang serba instant. Serba cepat, dan serba klak-klik. Budaya yang ringan dan ngepop kalau pakai istilah anak muda sekarang. Atau sebenarnya kita tahu, tapi kita tidak mau melewati tahapan itu? BISA JADI!!!

Pemain sepakbola contohnya, mereka tidak lahir dengan bakat alami yang ketika dilempar bola mereka langsung bisa menggocek bola dengan indah. Melewati dua-tiga-empat pemain dengan ciamik. Ada mungkin orang yang blessing, diberikan anugerah tertentu dalam suatu bidang. Tapiii, lagi-lagi ada tapinya, mereka juga melalui proses pematangan dan pemolesan. Tetap. Ada kata PROSES.

Kalau meminjam istilah yang sering digunakan Uda Ahmad Fuadi, sang penulis buku best seller Negeri 5 Menara dan Ranah 3 Warna, dan insyaAlloh film dan buku trilogi ketiganya akan terbit juga tahun 2012, juara adalah mereka yang melebihkan sedikit saja usahanya daripada orang lain. Uda Ahmad Fuadi memberikan contoh, juara lari nasional Indonesia dan juara lari Internasional, bedanya cuma sedikit sekali. Tidak sampai ukuran menit, hanya detik. Misalkan saja pelari nasional 3 menit 4 detik, maka pelari Internasional hanya 3 menit 1 detik (ini ilustrarsi saja, tapi waktu talk show Uda Fuadi menggunakan contoh pelari yang nyata, tapi gw lupa). Hanya melebihkan 3 detik! Artinya apa, cobalah untuk melebihi rata-rata. Jangan hanya menjadi rata-rata.

Jadi intinya, dari semua ocehan gw yang nggak jelas tadi, gw berdoa, semoga gw dan orang-orang yang pengen sukses, digerakkan hatinya untuk memulai proses. Tidak membenci proses dan tidak berharap menjadi generasi yang instant meskipun penyuka kopi dan mie instant. Mau berusaha melebihi usaha rata-rata yang lain. Sedikiiiiitttt saja melebihkan usaha dari yang lain. Karena dalam hal instant gw berpendapat, apa yang cepat tumbuh, dia cepat tumbang juga. Seperti pohon yang begitu cepat tumbuh menjulang, dia akan mudah tumbang juga hanya karena tertiup angin kecil, karena akar-akarnya belum tertanam kuat. SO, mari kita memulai proses. Semoga kita tidak hanya menjadi bagian yang ternaungi rasa haru pencapaian. Tapi suatu saat kita juga bisa menaungi orang-orang di sekitar kita dengan rasa haru atas sebuah pencapaian yang kita lakukan.

Yeahhh. Goodnight everybody

Previous
Next Post »