Opo Ikiii…

Semalam, kamu menemuiku. Ataukah aku yang mencarimu?

Kau nampak semakin kurus saja, wajahmu tirus. Cantikmu masih tersisa, tapi kurasa kau terlalu kurus sekarang. Tulang-tulang itu menonjol dibalik balutan daging yang hanya sedikit di wajahmu. Dan, kau terlihat lebih tua dari usiamu sekarang.

Memang kau lebih tenang, lebih anggun. Seperi wanita-wanita elegan jaman sekarang. Tidak seperti kamu yang dulu, yang manja dan meluap-luap. Tak bisa dipungkiri, pertambahan usia tentu membuat kita menjadi lebih dewasa dari kita beberapa tahun yang lalu.

Hanya satu hal yang tak kumengerti, ada dia disana. Duduk disampingmu, dan kulihat kalian begitu mesra. Bercengkerama bahagia, bahkan ketika di depanku. Kalian abai atau memang sudah tak mau peduli tentang perasaaanku. Memang sudah bertahun-tahun yang lalu, aku sudah merelakan semua pergi. Tapi tentu saja, bekas luka itu masih ada. Luka itu masih bisa berdarah kalau dikorek-korek lagi.

Padahal kan? Ah! Biarlah.
Ketidakjelasan ini, semoga tidak terbawa di dunia nyata.

*****
Untuk ibu yang semalam bertemu denganku, semoga semua yang terjadi tidak nyata adanya. InsyaAlloh,  semua akan baik-baik saja disana. Doaku menyertai keluargamu, yang aku sering menjadi bagian di dalamnya, semoga selalu dalam lindungan Yang Maha Kuasa.

Yang kurasakan ini hanya rasa rindu saja.



Previous
Next Post »