Sesorean kemarin muter-muter naik motor together with my bro. dari grogol ke slipi. Dari slipi ke palmerah, berlanjut ke kemanggisan. Dari kemanggisan masih berlanjut ke gatot subroto. Baru dari gatot subroto balik ke grogol. Nambah lagi, dari gatot subroto nganterin my bro yang mau pulang ke bintaro ke halte harmoni, biar lebih gampangan naik buswaynya.
Selalu menyenangkan jalan-jalan itu. entah naik motor atau pun bener-bener jalan kaki. Kita akan bertemu dan menemukan sesuatu yang menyenangkan di perjalanan. Ya,,, walaupun tak selalu menyenangkan sih. Tapi dari itu semua, AKU SELALU SUKA JALAN-JALAN! Seperti kemarin contohnya. Naik motor menyusuri Jakarta itu terkadang menguras kesabaran kita. Baik sabar ngadepin macetnya, yang sudah menjadi trademarks kota Jakarta atau pun ngadepin pengendara lainnya, yang suka merasa kalau jalan itu punya dia sendiri. Wa bil khusus motor roda dua. Selip kanan selip kiri, terobos sana terobos sini, tahu-tahu udah nyangkut di dashboard mobil orang.
*****
Aku tahu rizkiku tak mungkin diambil orang lain.
Karenanya hatiku tenang.
Aku tahu amal-amalku tak mungkin dilakukan orang lain.
Maka aku sibukkan diriku untuk beramal.
Aku tahu Allah selalu melihatku.
Karenanya aku malu bila Allah mendapatiku melakukan maksiat.
Aku tahu kematian menantiku.
Maka kupersiapkan bekal untuk berjumpa dengan Rabbku.
(Puisi Hasan Al Basri)
Puisi ini selalu menyentilku setiap kali timbul rasa iri terhadap apa yang di dapatkan orang lain. Kenapa harus iri? Alloh tak mungkin tak adil pada kita bukan? Dan memang begitulah kenyataannya. Setiap kita sudah punya bagian kita masing-masing. So, buang jauh-jauh rasa iri itu. Boleh lah pencapaian seseorang menjadi motivasi kita untuk berbuat dan berusaha lebih baik lagi, tapi tidak boleh menjadi benih iri sedikit dan sekecil apa pun.
*****
Catatan perjalanan seorang Soson :
pagi ini, pagi kemarin dan pagi nanti,
seperti sulur-sulur yang berkelindan,
apa yang kemarin kita perbuat,
apa yang hari ini kita dapatkan,
apa yang hari ini kita lakukan,
dan apa yang esok kita dapatkan,
aktornya adalah kita,
tidak mereka atau yang lainnya,
maka, jangan lah melempar benang kusut ke yang lainnya,
tengok hari kemarin,
apa yang sudah kita perbuat,
dan berpasrah padaNya untuk segala-galanya!
*****
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
EmoticonEmoticon