Kalau ngomong Jackie Chan, tentu
yang melekat dalam benak kita adalah film-film laga yang sekian puluh tahun
lalu sangat digandrungi masyarakat, bukan saja Indonesia, tapi juga dunia. Aksi
pertarungan-pertarungan juga adegan-adegan ekstrem yang dilakukan sendiri oleh Jackie Chan,
tanpa stuntman. Hal ini membuat orang-orang jadi makin suka dengan film-film Jackie Chan. Kalau biasanya film action dengan adegan
ekstrem dilakukan oleh aktor pengganti atau stuntman,
tetapi tidak dengan Jackie Chan.
Maka, begitu pula di film
termutakhir Jackie Chan tahun 2016 ini. Meski adegan-adegannya tidak seekstrem
ketika Jackie Chan muda dulu, tapi setidaknya koregrafi yang dibuat masih bisa
membuat kita tertawa karena memang sudah seperti menjadi trademarknya Jackie Chan kalau rata-rata di filmnya adalah
perpaduan aksi dan komedi.
Meski sempat terasa lambat di
bagian-bagian awal, memasuki tengah film, flownya semakin mengalir dan membuat kita betah duduk menanti
adegan demi adegan berlalu.
Adegan dibuka dengan Jackie Chan
yang berusaha untuk menyelamatkan partnernya di kepolisian yang disandera dan
diikatkan bom waktu di badannya. Namun karena waktu yang sedikit, Jackie Chan
tidak berhasil menyelamatkan sang partner. Sang partner memilih untuk
menjatuhkan diri di dermaga dan menitipkan anaknya yang bernama Samantha, untuk
dibesarkan. Adegan pembuka inilah yang menjadi inti dari keseluruhan film: pembalasan dendam Jackie Chan terhadap
penjahat berjuluk Matador, yang membunuh partnernya.
Jackie Chan selalu berupaya
mencari tahu keberadaan Matador, meski Jackie Chan tidak pernah benar tahu
siapa Matador. Dia mencurigai Victor Wong, seorang pengusaha kaya sebagai
Matador. Jackie Chan mencoba menyelidiki usaha-usaha yang dimiliki Victor Wong,
namun hasilnya selalu nihil.
Di tengah usahanya untuk mencari
tahu siapa Matador, masalah bertambah ketika Samantha, anak sang partner yang
dia besarkan, terlibat masalah di kasino tempat dia bekerja. Samantha --
diperankan oleh Fan Bing Bing, terlibat masalah dengan seorang penjudi kasino
yang mengelabuinya dan membuat Samantha dituduh bersekongkol membantu sang
penjudi untuk menipu di kasino. Samantha harus bisa membawa kembali sang
penjudi yang bernama Connor Watts, untuk menebus kesalahannya.
Samantha bekerja di kasino semata
untuk mencari tahu keberadaan sang Matador, karena Samantaha tahu kasino
tersebut adalah milik sang Matador. Namun karena kejadian dengan Connor Watts,
permasalahan menjadi semakin rumit. Jackie Chan harus mengejar Connor Watts ke
Rusia, karena ternyata Connor Watts juga terlibat masalah dengan gangster
Rusia. Connor Watts pada akhirnya menjadi partner Jackie Chan dalam menghadapi
masalah ini. Sedikit mengingatkan kita pada film lama Jacakie Chan dengan Owen
Wilson di Sanghai Noon atau Sanghai Knights.
Meski di beberapa adegan
penggunan teknologi masa kini tidak bisa dihindari, tapi masih banyak adegan
yang membuat kita teringat dengan adegan-adegan di film lama Jackie Chan.
Apalagi bonus behind the scene di akhir film membuat kita teringat dengan
“ending khas” film-film Jackie Chan jaman dulu. Bagaimana
“kecelakaan-kecelakaan” terjadi dalam pembuatan adegan, terutama dalam
adegan-degan fighting yang kadang
ekstrem.
Namun dari itu semua, unsur mengejutkan justru ada di ending cerita yang menyajikan twist yang tak terduga. Saya tak mengira bahwa endingnya akan seperti itu. Tak terlintas sama sekali endingnya. Tebakan
saya tentang ending ternyata meleset. Ndak percaya? Kalau ndak
percaya, silahakan dibuktikan
sendiri. Tonton filmnya.
Adios permios.
Adios permios.
*****
sumber gambar: imdb
EmoticonEmoticon