Apa yang bisa kita bayangkan dari
hewan peliharaan kita -- apakah itu anjing, kucing, burung, hamster atau apapun
itu -- saat kita tinggal pergi seharian bekerja? Apa yang dilakukan oleh
hewan-hewan lucu itu saat kita sedang tidak bersama mereka. Masihkah
hewan-hewan itu tetap lucu saat kita sedang tidak bersama mereka? Atau mereka
berubah menjadi sesuatu yang tak kita sadari?
Malan ini, film animasi membuat
saya tak habis tertawa selama kurang lebih satu setengah jam saya duduk menyaksikannya.
Meski hanya berating 6,6/10 di IMDB, tak membuat film ini menjadi mengecewakan.
Film ini sangat menghibur. Bahkan ketika baru di adegan pembuka, saya sudah
terpingkal dengan kekonyolan-kekonyolan, atau mungkin, paradok kehidupan dari
hewan-hewan peliharaan ini.
Bagaimana seekor kucing yang lucu
menjadi beringas dan menghabiskan isi kulkas ketika sang majikan pergi. Atau
bagaimana seekor anjing pudel yang tetiba bisa mengganti musik slow menjadi
metal di music player yang ditinggal
sang majikan. Kemudian menggeleng-gelengkan kepala layaknya rockstar. Atau
bagaimana seekor burung betet bisa menyalakan kipas angin dan juga TV tiga
dimensi sang majikan, kemudian berpura-pura terbang bersama dengan pesawat
tempur di layar TV. Yes, inilah
keajaiban animasi. Kau bisa membuat cerita apa saja, sesukamu dan kemudian membuatnya
menjadi nyata. Setidaknya nyata di layar kaca.
Berbeda dengan hewan peliharan
lainnya yang menampakkan “keaslian” mereka ketika sang majikan pergi, Max,
seekor anjing mungil peliharaan Kathie, selalu duduk setia di depan pintu
menunggu Kathie kembali pulang ke rumah. Max, selalu ingin membuat senang
Kathie. Ketika Kathie pulang ke rumah, Max selalu menyambut Kathie di muka
pintu dengan riangnya.
Namun, ketika Max mencoba untuk
selalu setia kepada Kathie, di suatu hari, Kathie pulang ke rumah membawa
anjing besar (entah jenis apa) pulang ke rumah dari sebuah penangkaran. Max
merasa tersaingi dan terbagi kesayangannya oleh anjing raksasa yang bernama
Duke. Max mencoba menampakkan ketidaksukaannya kepada Duke, bahkan mencoba
mengadu kepada Kathie tentang ketidaksukaannya pada Duke (dengan gonggongan
tentu saja, dan Kathie tak paham arti gonggongan itu. Haha)
Ketidaksukaan Max kepada Duke
dibalas Duke dengan mencoba membuang Max ke tempat jauh pada hari dimana mereka
dititipkan di penitipan hewan. Namun, usaha itu membuat Duke dan Max terjerat
pada masalah yang lebih besar lagi. Mereka dikejar-kejar kucing jalanan yang
menganggap mereka adalah musuh. (Di film ini, hewan jalanan bermusuhan dengan hewan
peliharaan, mungkin mereka berbeda prinsip, atau kalau di Indonesia, mungkin
mereka beda partai. Jadi wajib saling bermusuhan).
Mencoba lari dari pengejaran
kucing jalanan, mereka terjerat masalah yang lebih besar lagi, mereka ditangkap
oleh petugas penangkaran hewan. Namun dalam perjalanan mobil penangkaran hewan,
mobil itu dicegat oleh serombongan hewan yang menamakan diri mereka hewan
buangan (hewan yang sudah tidak dipelihara lagi oleh manusia), dan hidup
berkoloni dibawah selokan. Max dan Duke, demi menyelamatkan diri dari
penangkaran, menyatakan diri bergabung dengan hewan-hewan buangan. Tapi
rupanya, hewan-hewan buangan ini sama dengan hewan jalanan, yang tidak menyukai
hewan peliharaan. Maka, demi mengetahui mereka adalah hewan peliharaan, mereka
mencoba untuk menghabisi Max dan Duke.
Sementara Max dan juga Duke
mencoba menyelamatkan diri dari kejaran koloni hewan-hewan buangan, kawan-kawan Max sesame hewan
peliharaan mencoba mencari cara menyelamatkan Max untuk kembali ke rumah. Lalu seperti apa akhirnya?
Film ini berending bahagia, tentu
saja. Selayaknya film animasi lainnya, film ini menyajikan kebahagiaan kepada
para pemirsanya. Bahkan tidak sekedar kebahagiaan, tapi juga kelucuan. Juga menyajikan paradoks-paradoks yang membuat kita merasa itu tidak sekedar lucu, tapi itu konyol. Mungkin,
bisa diukur rataan tertawa per menitnya ketika menyaksikan film ini untuk tahu seberapa konyol film ini.
Buat saya,
film ini recommended untuk ditonton.
Kalau ndak percaya, silahkan
dibuktikan. Adios permios.
EmoticonEmoticon