Disela waktu yang berkejaran, berusaha mengalokasikan waktu untuk
sebisa mungkin menulis. Apapun
tulisannya. Well, meskipun belum apa-apa, tak berarti apa-apa di mata
mereka, semoga tak menyurutkan semangat yang
naik-turun seperti pasang-surut air laut ini.
Akhir-akhir ini menyibukkan diri dengan belajar. Membaca paper tugas akhir, mencari referensi
materi, mencoba program sederhana yang sudah dibikin, tapi lebih banyak disita
malas dan was-was. Tiga hari menjelang sidang tugas akhir membaut nyali ciut.
Entah kenapa tiba-tiba nervous. Jauh
sebelum keluar jadwal sidang, perasaanku baik-baik saja. Meski sadar waktu ini
akan tiba, tapi aku tak terlalu ambil pusing. Cuek bebek tak hirau. Mengetahui
jadwal sidang pun tak serta merta membuat gelisah. Ketika sudah mendekati deadline sidang, baru lah rasa itu
menggerogoti nyali yang kemarin-kemarin berdiri gagah. Seperti papan kayu
rompal yang berlobang disana-sini dimakan rayap. Ah, parah! Buat para penampil di
panggung pentas, rasa seperti ini sering disebut demam panggung. Kalau buat
aku, aku memberinya nama demam yang tak kunjung reda.
AAL IZ WELL
Akrab dengan kata ini kan? Mantra mujarab yang digunakan Aamir Khan,
yang berperan menjadi Ranchodas Chancad dalam filim 3 Idiot. Kata ini pada
dasarnya tak memiliki kekutan magis apapun. Efek yang akhirnya memberikan
energi dan semangat yang tak habis-habis sebenarnya adalah otak kita. Otak yang
tersugesti positif, yang pada akhirnya membuat diri kita tergerak ke hal
positif juga. Mungkin ini yang disebut law
attraction. Sementara efek dari kalimat aal
iz well dibilang efek placebo. tentang efek placebo bisa dibaca dimari : efek placebo atau dimari : efek placebo
Akhir-akhir ini, kalimat aal iz well ini sering aku pakai. Baik
itu dipakai untuk menyemangati diri sendiri ataupun teman-teman sekitar. Dan
mujarab! Meski seberapa persenakah mujarabnya aku nggak tahu, karena itu
bergantung dari diri yang disugesti positif juga kan, tapi layak untuk
diterapkan.
Tak usah dipanjang lebarkan. Aal
iz well lah. Hehe.
Pengen mengutip status dari akun facebooknya
Andrie Wongso sore hari ini. Kata-kata yang cukup berenergi, sama seperti Aal Iz Well juga, membuat kita
berkeyakinan dan berpemikiran positif.
“Perasaan khawatir yang berlebihan & mencemaskan apa yang belum
terjadi, merupakan “penyakit mental” yang merusak/destruktif. Hidup perlu
dihadapi dengan keberanian dan optimis! Setuju ya?”
Ya! Saya tujuh ratus persen setuju. Dan benar adanya kalimat ini.
Memelihara rasa takut pun tidak membuat hidup kita menjadi lebih aman dan
nyaman.
Ditengah mebolak-balik halaman ini, alunan sekar macapat mengalun
lembut ditelinga. Tepatnya Sekar Asmarandana. Entah kenapa, dari dulu SMP
sewaktu aku sempat menjadi niyaga pengiring
pagelaran wayang, aku suka sekali sama sekar ini. Berenergi dan memiliki petuah
positif.
Seperti ini isi dari Sekar Asmaradana, silahkan disimak:
Ojo turu sore kaki
(jangan tidur terlampau sore)
Ono dewo nglanglang jagad (karena nanti akan ada para malaikat ngider dunia)
Nyangking bokor kencanane (malaikat itu ngider dunia membawa bokor kencana)
Isine donga tetulak (isinya doa tolak bala)
Sandang klawan pangan (juga rizki)
Yo kuwi bageanipun (itulah jatah)
Wong melek sabar narimo (orang yang sabar, menerima dan betah melek)
Ono dewo nglanglang jagad (karena nanti akan ada para malaikat ngider dunia)
Nyangking bokor kencanane (malaikat itu ngider dunia membawa bokor kencana)
Isine donga tetulak (isinya doa tolak bala)
Sandang klawan pangan (juga rizki)
Yo kuwi bageanipun (itulah jatah)
Wong melek sabar narimo (orang yang sabar, menerima dan betah melek)
Terjemahannya diambil dari tulisan Sudjiwo Tedjo. Nggak usah
aku jelasin, sudah cukup jelas arti dalam Bahasa Indonesianya. Dan sekar ini
menjadi temanku begadang menikmati malam, membuka-buka paper tugas akhir. Sambil berharap, aku mendapatkan doa tolak bala
dari malaikat yang sedang ngider. :)
Goodnight
EmoticonEmoticon